Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Professor Ini Beri Bukti, Hampir Semua Orang Keliru Saat Memasak Nasi yang Berisiko Sebabkan Kanker, Begini Cara Memasak Nasi yang Benar


Berbeda dengan negeri Barat dimana orang di sana kemungkinan tidak memakan nasi bukan menjadi masalah, dikarenakan membuat roti sebagai makanan utamanya.

Kalau di Indonesia, Nasi menjadi kebutuhan pokok yang bisa dikatakan harus dipenuhi oleh setiap orang.

Nasi adalah kebutuhan pokok hampir seluruh masyarakat Indonesia.

Saking pentingnya, banyak orang mengatakan, belum makan kalau belum konsumsi nasi. 

Sayangnya, banyak dari kita yang keliru saat memasak nasi, utamanya kalau ditinjau dari segi kesehatan. 

Memasak nasi yang salah ternyata dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

Apalagi kalau kita bertahun-tahun menggunakan cara itu saat memasak nasi.

Pasalnya, memasak nasi bukanlah hanya pulen dan enak.

Tapi, perlu memerhatikan cara mengolah agar kandungan gizinya tetap maksimal.

Tahu tidak? Mengutip dari Nova.id, cara Moms memasak nasi selama ini ternyata salah.

Penelitan tersebut menyebutkan memasak nasi seperti biasa dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan.

Memang, dampak negatifnya tak langsung terasa, tapi dalam jangka panjang dapat berefek buruk pada kesehatan.

Apalagi, sebagai kebutuhan pokok, kita selalu masak nasi setiap hari. 

Proses memasak nasi dapat meninggalkan jejak arsenik di nasi yang hendak disantap.

Jejak arsenik tersebut disebabkan oleh racun industri dan residu pestisida yang tertinggal di tanah.

Dalam program BBC Trust Me, I'm a Doctor, Profesor Andy Meharg, dari Universitas Queens Belfast, melakukan tes terhadap tiga cara memasak beras untuk melihat tingkat arsenik yang paling banyak.

Dalam percobaan pertama, Andy memasak beras dengan perbandingan satu gelas beras dan dua gelas air.

Ternyata cara ini justru menemukan bahwa jejak racun arsenik masih tertinggal di nasi tersebut.

Tes kedua, Andy menggunakan lima gelas air untuk satu gelas beras.

Degnan cara ini nasi memang menjadi lebih lembek seperti bubr, tapi tingkat racun arsenik di dalamnya hampir setengahnya.

Yang terakhir, Andy merendam beras semalaman sebelum dimasak.

Andy menemukan bahwa cara ini bisa menurunkan racun arsenik hingga 80%.

Dengan begitu mulailah untuk merendam beras semalaman terlebih dahulu sebelum memasaknya.

Sejatinya, kadar arsenik bila dikonsumsi dalam jumlah rendah tak dapat berdampak negatif pada tubuh.

Hanya saja, bila dikonsumsi secara berlebihan, hal itu dapat berdampak buruk pada kesehatan.

Selain nasi,  tanpa sadar kebanyakan manusia sudah mengonsumsi Arsenik cukup rutin.

Salah satu buktinya adalah air minum kita.

Ada yang menggunakan air sumur? Berhati-hatilah karena bisa jadi air tersebut mengandung Arsenik meskipun jumlahnya sangat sedikit.

Alhasil, Arsenik banyak bercampur dengan air kemudian kita mengonsumsinya.

Konsumsi sedikit kadar Arsenik memang tidak langsung mematikan, tapi bisa memicu karsinogen alias cikal bakal kanker.